Senin, 25 April 2011

Tradisi Petik Laut

Bentuk rasa syukur kepada Allh SWT atas segala limpahan karunianya banyak macamnya. Namun bagi komunitas nelayan, menunjukkan rasa syukur atas melimpahnya hasil tangkapan laut serta selalu selamat tanpa bencana serta rintangan apapun, hanya dikenal dengan ritual "Petik Laut" dan "larung saji".

Ritual ini yang selalu dinantikan dan rutin dilakukan dikalangan komunitas nelayan, termasuk nelayan petik laut di Desa Kilen Sari, Kecamatan Panarukan. Upacara ritual yang selalu dipadati ribuan warga nelayan tersebut merupakan acara puncak. Ada pemutaran film, pentas seni, pementasan musik gambus, orkes dangdut, dan tari gandrung banyuwangi. Ada juga Pengajian dan berbagai lomba untuk masyarakat nelayan. seperti renang bebas, domino, catur, tari, tarik tambang, dan panjat pinang.

Inti kegiatan petik laut adalah saat pelarungan sesaji ke tengah laut, sesaji itu disatukan dalam sebuah perahu kecil. Isinya macam-macam, namun yang paling menonjol adalah kepala sapi. Sebelum dilarung, sesaji itu telah melalui serangkaian ritual. Perahu sesaji diturunkan kelaut beramai-ramai kemudian dilarung ketengah dan ditenggelamkan. Sekretaris Panitia Petik Laut menambahkan "petik laut untuk melestarikan budaya bangsa". Sumberdananya berasal dari swadaya murni masyarakat nelayan. Mulai sumbangan dari pemilik perahu, kapal selerek, porsen, gandrung, dan kapal jurung. "Ditambah partisipasi dari pengusaha, masyarakat umum kilensari, instansi terkait, serta semua nelayan kilensari," ungkapnya. Membuang sesaji ketengah laut diyakini warga nelayan khususnya warga kilensari akan membawa keselamatan bagi Nelayan.
Tradisi tersebut juga diyakini mampu membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi nelayan yang ditandai melimpahnya ikan (hasil laut). Jadi tidak heran lagi jika dalam upacara pelarungan sesaji ketengah laut saat itu juga diikuti ratusan kapal nelayan Pondok Mimbo, yakni warga nelayan yang ada dikawasan Banyuputih. Mereka berjejer disamping kiri kanan dan belang sesaji sehingga ketengah laut. Begitu iring-iringan perahu pembawa sesaji tiba ditengah laut, sesaji ditenggelamkan. Begitu perahu membawa sesaji atau gethek tenggelam, mereka langsung berebut mengambil air laut yang ada disekitar prahu saji untuk disiramkan keperahunya. Acara tahunan tersebut kian meriah dengan hadirnya Bupati Ismunarso, Wabub. Suroso, jajaran Muspida, dan Muspika Panarukan. Dalam Sambutannya, Ismunarso berharap budaya petik laut di Kilen sari dipertahankan dan dilestarikan. Sehingga mampu menjadi salah satu aset Daerah. "Dengan kegiatan ini, semoga akan mampu mempermudah masyarakat nelayan mendapatkan rejeki dan selalu selamat dalam setiap kegiatan di laut."

Inilah beberapa gambar, tradisi petik laut berlangsung:

1 komentar:

Unknown mengatakan...

saya boleh minta dukumentasinya gak buat penguat makalah

Posting Komentar



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants for single moms