I.1. Letak Geografis
Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang letaknya berada di ujung timur Pulau Jawa bagian utara dengan posisi antara 7°35′ – 7°44′ Lintang Selatan dan 113°30′ - 114°42′ Bujur Timur.
Letak Kabupaten Situbondo di sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah selatan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo.
I.2. Potensi Wilayah
Luas Kabupaten Situbondo adalah 1.638,50 Km2 atau 163.850 Ha, bentuknya memanjang dari barat ke timur lebih kurang 140 Km. Pantai Utara umumnya berdataran rendah dan di sebelah selatan berdataran tingggi. Wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Banyuputih, dengan luas 481,67 Km2. Disebabkan oleh luasnya hutan jati di perbatasan antara Kecamatan Banyuputih dengan wilayah Banyuwangi Utara. Sedangkan wilayah kecamatan terkecil adalah Kecamatan Besuki yaitu 26,41 Km2. Dari 17 kecamatan yang ada, diantaranya terdiri dari 14 kecamatan yang memiliki pantai dan 4 kecamatan tidak memiliki pantai, yaitu Kecamatan Sumbermalang, Kecamatan Jatibanteng, Kecamatan Situbondo dan Kecamatan Panji.
Temperatur rata – rata di wilayah Situbondo berkisar 24,7° C – 27,9° C dengan rata–rata curah hujan antara 994 mm – 1.503 mm per tahunnya sehingga daerah ini menurut Klasifikasi Iklim Schmidt dan Fergusson tergolong daerah kering. Kabupaten Situbondo berada pada ketinggian antara 0 – 1.250 m di atas permukaan laut.
Produk Domestik Regional Bruto
Definisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah/wilayah tertentu dalam satu tahun. Nilai PDRB diperoleh dengan menghitung nilai tambah dari seluruh sector ekonomi, yaitu dengan mengalikan kuantum nilai produksi dengan harga dikurangi dengan biaya yang ikut serta dalam proses produksi (intermediate cost) (anonim, 2008).
Kontribusi penyumbang terhadap besarnya PDRB adalah sektor perdagangan, pertanian, industri pengolahan, jasa-jasa, angkutan, telekomunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, kontruksi, listrik, gas dan air bersih dan penggalian. Sektor pertanian tidak lagi sangat dominan dalam menyumbang besarnya PDRB. Pada tahun 2004 sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan sumbangan sebesar 33,84 % dari PDRB. Kontibutor kedua adalah sektor pertanian sebesar 31,95 %, kontribusi sektor pertanian sangat ditentukan oleh peranan sub-sektor pertanian seperti tanaman pangan, perkebunan dan perikanan laut yang menjadi potensi daerah
I.3. Potensi Sub Sektor Perkebunan
Sektor pertanian di Kabupaten Situbondo yang memberikan kontribusi terbesar diantaranya adalah produksi dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan laut, tambak, hatchery, peternakan dan kehutanan.
Tanaman perkebunan yang mampu memberikan kontribusi terhadap nilai tambah di sektor ini diantaranya komoditi kelapa, kopi, tebu, tembakau, kapuk, kapas, asam jawa, siwalan, cengkeh, jambu mente, pinang dan biji jarak.
Produksi kelapa pada tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2007 sebesar 4.730 ton atau turun 0,84% dari tahun sebelumnya. Kopi ose/kering juga turun sebesar 9,25 %. Sementara produksi tanaman tebu mengalami kenaikan dari 33.717 ton menjadi menjadi 53.872 ton atau naik sebesar 59,78 %. Tembakau juga mengalami kenaikan dari 1.217 ton menjadi 1.331 ton atau naik 9,37 %. Sedangkan produksi tanaman perkebunan lainnya seperti cengkeh, jambu mente, kapuk randu, siwalan, pinang, asam jawa, nilam, melinjo dan jarak perubahannya cukup bervariasi dan kontribusinya tidak terlalu besar terhadap nilai tambah sub sektor perkebunan.
Dari sub sektor perkebunan yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XI diantaranya produksi tebu mengalami kenaikan dari 8.486 ton menjadi 8.527 ton atau naik sebesar 0,48 %. sedangkan yang dikelola perusahaan swasta juga mengalami kenaikan dari 1.289 ton menjadi 1.297 ton atau naik sebesar 0,62 %. Sementara produksi kopi tahun 2007 turum 1,26 % dibanding tahun 2006. (Biro Pusat Statistik Kab. Situbondo, 2008).
0 komentar:
Posting Komentar