Senin, 25 April 2011

Ilustrasi Benteng Panaroekan 15 Agustus 1805

Gambar sebuah desa dengan Latar belakang gunung Rinkit Panaroekan agustus 1805

Gambar sebuah tempat dengan Latar belakang gunung Rinkit Panaroekan agustus 1805,kira kira lukisan ini di ambil di daerah station panaroekan




DE Berg Rinkit de Pannarokan.
Pemandangan Gunung Ringgit (putri tidur) di lihat dari Panaroekan agustus 1805



Gambar detail dari Benteng panaroekan 15 agustus 1805,tampak sebuah kapal Voc bersandar di samping benteng yang merupakan muara dari sungai sampean.





Disadur dari: http://sitoebondotempodoeloe.blogspot.com/

PG Olean Sebagai Pabrik dengan mesin uap terindah di Dunia

Harian Belanda de Volkskrant beberapa saat lalu menyoroti
kondisi pabrik pabrik gula di Situbondo, Indonesia yang terbengkalai selama 50 tahun. Pabrik gula
Olean di Situbondo masih menggunakan tenaga uap seperti ketika dibangun oleh
perusahaan Hoboken Rotterdam tahun 1849. Selain Olean,Situbondo, Jawa Timur juga mengenal 16 pabrik gula yang hampir semuanya bikinan Belanda. 100 tahun lalu para pengusaha gula mengeruk keuntungan dari gula kualitas tinggi. Kala itu Jawa Timur adalah gudang gula terbesar dunia setelah Kuba. Pabrik gula Jatiroto saat itu terbesar di dunia.

Pabrik-pabrik itu telah lama ditinggalkan pendirinya, tapi sampai detik ini masih bekerja memeras tebu. Tahun 1957 perusahaan-perusahaan Belanda dinasionalisasikan. Dan sejak itu hampir tidak ada upaya modernisasi pabrik gula. Paling banter hanya mengganti mesin yang rusak. Saat inipun tidak cukup tebu untuk diolah. Jaman Belanda dulu petani wajib menanam tebu pada sepertiga lahannya. Kewajiban itu sekarang tidak ada lagi, dan karenanya Indonesia harus mengimpor gula. Setiap tahun dibutuhkan 3,3 juta ton gula, sementara yang di produksi hanya 2,2 juta ton. Impor gula ini merupakan kenyataan pahit, yang juga harus mengimpor minyak, padahal Indonesia punya banyak minyak dan gas. Impor ini membuktikan betapa ceroboh Indonesia mengelola kekayaan alamnya. 

Demikian de Volkskrant.

Direksi PTPN XI sedang menggarap rencana penyelamatan industri gula. beberapa  pabrik akan ditutup, sebagian lagi akan digabung dan diperluas untuk meningkatkan produksi. Di seluruh Indonesia bakal ada delapan pabrik besar baru. Ini tetap merupakan kerja tambal sulam, de Volkskrant mengutip Rene van Sloten, utusan organisasi pensiunan manager Belanda. Menurut Van Sloten, pabrik gula Olean di Situbondo dinobatkan sebagai pabri uap terindah di dunia. Mungkin satu satunya pabrik di dunia dengan mesin uap yang masih bekerja penuh. Karenanya harus dilestarikan.



Peninggalan Bersejarah yang setidaknya telah mengukir nama Kota Situbondo di mata dan dunia International terbengkalai begitu saja,tanpa adanya pihak yang peduli atau merasa berkewajiban,(paling tidak terpanggil untuk melestarikan)
Membuat kita miris,Kalau kita tilik Kota kota di Amerika yang telah melahirkan suatu moment sejarah yang mengukir nama kota tersebut,warga berlomba lomba untuk menjadikan peninggalan bersejarah tersebut sebagai daya tarik para Turis dari daerah lain untuk menyaksikan dan mempelajari suatu peristiwa sejarah yg pernah terjadi.sebut saja Alamodi texas,independece building di Pensilvania,gereja rusia ortodox di Sitka Alaska,dan banyak lagi.mereka sadar selain memberikan pengetahuan kepada para kaum muda juga bangunan tersebut akan mendatangkan penghasilan bagi warga sekitar juga devisa negara bagian tersebut.


Di bandung dan Jakarta telah sejak lama Lahir suatu organisasi non profit yang mencoba melestarikan peninggalan Zaman Kolonial belanda,karena identitas kota kota tersebut tergali sampai jaman kolonial,di Jakarta misalnya tidak akan pernah di temukan adanya Candi atau peninggalan zaman nenek moyang pra Kolonial,yng di punyai jakarta hanya peninggalan zaman Belandadan jepang.dari titik tolak itu jakarta terpanggil untuk melestarikan apa yang mereka punya.


Tidakkah kita terpanggil untuk ikut serta melestarikan apa2 yang telah di tinggalkan oleh Kolonial Belanda di kota ini.Dam sungai sampean misalnya di bangun oleh seorang politikus dan arsitek enginering belanda bernama Hendrikus Hubertus van Kol pada 1876. (kalau kita liat sekarang keaadaan Dam tersebut kita akan berkata” apa maksud Van Kol membangun dam sepanjang kira kira 600 m dari ujung selatan sampai utara?bukankah aliran sungai sampean di muara dam sampean kecil?atau bahkan kering pada musim kemarau!sebagai seorang enginer Van kol tahu betul keadaan alam di daerah Bondowoso dengan memperkirakan curah hujan dan musim beliau bisa memperhitungkan daya bendung dan volume air yang di kirimkan dari bondowoso ke kota situbondo.pada masa pembangunan dam tersebut dam muara sungai sampean tidak lah sekecil sekarang melainkan aliran sungai terbendung sampai ujung utara (kalau tidak salah di bawah dam itu dulu ada lapangan Tenis) begitu banjir dikirim dari bondowoso air akan mencapai bibir dam dan pintu dam di selatan pun akan segera dibuka, sebaliknya pintu dam yang ke arah kota akan di perkecil.dengan kedalaman dam muara sungai banjir pun dapat di atasi. kita lupa bahwa bantaran sungai tidak seharusnya di jadikan perumahan penduduk,akibatnya perlahan sungai akan mengecil dan terjadi pendangkalan akibat sampah dan limbah rumah tangga.saat terjadi banjir kapasitas sungai yang asli terusik debit air yg seharusnya melebar jadi meninggi.dam di rancang untuk tidak menampung air setinggi yang di terima saat terjadi banjir beberapa tahun silam akibat nya aliran air meluber dan mengerus meluluhlantakkan apa saja yng menghalangi jalan nya dahulu…


Disadur dari: http://sitoebondotempodoeloe.blogspot.com/

Kesenian Wayang Topeng "Kadar"

Kesenian yang satu ini merupakan kesenian tradisional asli kota situbondo, yaitu pagelaran kesenian wayang topeng atau biasa dikenal dengan "kadar". Kesenian tradisional ini Hanya tampil jika ada acara-acara hajatan perkawinan saja, dan itupun jarang sekali atau bisa dikatakan tidak pernah.





Tradisi Ancak Agung

Ancak agung   merupakan  ritual keagamaan bernuansa kearifan lokal Pawai ancak agung dari Kator Pemkab Situbondo ke alun-alun kota cukup menyedot perhatian warga.
Pawai ancak berukuran raksasa ini dikawal khusus Polisi Pamong Praja  diringi musik rebana. Konon di jaman terdahulu pawai ancak agung biasanya ditandu pasukan khusus keraton.



Tradisi Ojung Penolak Bala

Banyak cara dilakukan warga untuk menghindari datangnya bencana atau tolak bala. Di Situbondo, Jawa Timur misalnya dikenal tradisi Ojung yang berupa atraksi saling memukul dengan rotan. Warisan leluhur ini hingga saat ini masih dilestarikan.
Beginilah suasana Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Sitobondo saat warga menggelar kegiatan selamatan desa. Mereka tampak berkumpul dan membawa aneka makanan dan sesaji hasil pertanian.
Arak-arakan pembawa sesajian ini berakhir ditempat yang diyakini warga sebagai tempat yang sakral. Sesajian kemudian diletakkan kedalam sebuah kurungan atau yang biasa disebut warga setempat dengan sebutan leging.
Dan ini adalah tradisi Ojung. Tradisi saling pukul badan dengan menggunakan senjata rotan ini dimainkan oleh dua orang. Kedua peserta Ojung saling bergantian memukul tubuh lawannya. Jika peserta satu memukul, maka lawannya akan berusaha menangkis dan menghindar.
"Tradisi ini merupakan suatu keharusan yang harus dilaksanakan oleh kepala desa yang bertujuan untuk menghindari bencana alam, dihindari cari carok, sebab kalau Ojung tidak diadakan setiap tahunnya selalu terjadi carok" ujar sesepuh adat.
Pemenang akan ditentukan oleh beberapa orang wasit berdasarkan jumlah pukulan yang masuk yang ditandai dengan luka bekas sabetan rotan di tubuh.

Wisata Petilasan Pecaron

BUKIT PECARON
Bukit Pecaron di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan merupakan salah satu objek wisata religi andalan di Situbondo. Puncak bukit itu diyakini merupakan salah satu petilasan (tempat munajat) Syekh Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri. Bahkan sebagian orang meyakini tempat tersebut bukan petilasan, tetapi justru lokasi sang Syekh dimakamkan.

Lokasi bukit Pecaron cukup mudah dijangkau. Tempatnya berada di tepi laut dan tebingnya curam menjulang tinggi. Memandangnya, mengingatkan pada pemandangan khas pura di Uluwatu, Bali. Sisi utara bukit Pecaron memang berbatasan langsung dengan laut. Jika berada di atas bukit, kita bisa leluasa melihat hamparan laut membentang.

Ada legenda yang berkembang di daerah Pasir Putih dan sekitarnya. Dikisahkan, konon bukit Pecaron dulu tidak menyatu dengan daratan. Lokasi bukit ini cukup jauh dari daratan. Untuk mencapainya bukit itu, orang harus menggunakan perahu. Tapi dengan keistimewaan Syekh Maulanan Ishaq, bukit tersebut menyatu dengan daratan. Sehingga memudahkan masyarakat yang akan berkunjung. Memang, legenda tersebut cukup sulit dinalar dengan akal. Tetapi kisah-kisah seperti itu berkembang dan dipercaya sebagian warga Pecaron dan sekitarnya. Sementara itu, keberadaan petilasan Syekh Maulana Ishaq di bukit itu memang mendatangkan berkah bagi masyarakat sekitar. Warga banyak membuka warung dan berjualan sovenir. Jualan mereka dikemas semenarik mungkin, agar bisa memikat hati pengujung yang akan berziarah ke bukit Pecaron.

Tradisi Petik Laut

Bentuk rasa syukur kepada Allh SWT atas segala limpahan karunianya banyak macamnya. Namun bagi komunitas nelayan, menunjukkan rasa syukur atas melimpahnya hasil tangkapan laut serta selalu selamat tanpa bencana serta rintangan apapun, hanya dikenal dengan ritual "Petik Laut" dan "larung saji".

Ritual ini yang selalu dinantikan dan rutin dilakukan dikalangan komunitas nelayan, termasuk nelayan petik laut di Desa Kilen Sari, Kecamatan Panarukan. Upacara ritual yang selalu dipadati ribuan warga nelayan tersebut merupakan acara puncak. Ada pemutaran film, pentas seni, pementasan musik gambus, orkes dangdut, dan tari gandrung banyuwangi. Ada juga Pengajian dan berbagai lomba untuk masyarakat nelayan. seperti renang bebas, domino, catur, tari, tarik tambang, dan panjat pinang.

Sabtu, 16 April 2011

Obyek Wisata Rengganis

Gunung Argopuro atau Rengganis merupakan salah satu wisata alam yang memiliki banyak puncak dan sejuta pesona yang belum terungkap. Beberapa puncak disini mempunyai struktur geologi tua dan sebagian yang lainnya lebih muda. Puncak Argopuro atau Rengganis berada pada ketinggian 3.088 m dari permukaan laut. Untuk mendaki hingga sampai ke puncak ada beberapa jalur yang bisa kita lalui, antara lain lewat Desa Baderan, Kecamatan Sumber Malang, Kabupaten Situbondo atau lewat Desa Bremi, Kabupaten Probolinggo. Tetapi dianjurkan lewat Desa Baderan, karena lebih cepat aksesnya untuk sampai ke Puncak Rengganis. Untuk dapat mencapai puncak Rengganis yang memiliki pesona eksotik dan nilai historis ini, setelah kita berjalan kurang lebih 4 jam rnelalui perkebunan Damar dan hutan tropis serta menelusuri jalan setapak, maka kita menemui lapangan terbang bernama ‘Si Kasur’. Lapangan terbang ini, konon peninggalan Koloneal Belanda. Di lokasi ini biasanya kita dapat mendirikan tenda dan bermalam di sekitar lapangan. Setelah kita bermalam di tempat ini, pagi harinva, kita dapat meneruskan pendakian dengan menempuh perjalanan sekitar 6 jam dan sampailah di Puncak Argopuro atau Puncak Dewi Renganis. 

Air Terjun Setancak

Air terjun ini berada di desa Mojosari, kecamatan Asembagus, Situbondo.Dengan lama perjalanan kurang lebih 3 - 4 jam dari pusat kota. Nama air terjun Setancak diambil dari kata daerah setempat yaitu kata “Tancak “ (dalam bahasa Madura) yang artinya adalah air yang memancar.

Hal ini menggambarkan asal muasal terbentuknya air terjun Setancak yang keluar dari dalam tanah yang keluar tiba-tiba. Air terjun Setancak memiliki ketinggian ± 8 m dan lebar mencapai 10 m, jadi tidak mengherankan apabila air terjun Setancak memiliki debit alir 80 liter/detik.

Untuk mencapai obyek wisata ini Anda harus melakukan perjalanan sejauh 5 km dengan kendaraan roda empat, 3 km dengan kendaraan roda dua, dan sekitar ± 2 km berjalan kaki. Jadi bagi Anda yang menyukai wisata jalan kaki, obyek ini merupakan pilihan tepat.

Selain pemandangan air terjun, ditempat ini, Anda akan disuguhi dengan pemandangan menarik lainnya, yaitu populasi burung Walet disamping air terjun. Konon air terjun Setancak ini merupakan tempat pemandian burung-burung Walet itu

Kejadian menarik ini dapat Anda saksikan pada pukul 06.00 WIB (pagi) dan pada pukul 17.00 WIB (5 sore) hari.
Meskipun begitu, belum adanya kegiatan dan penggunaan promosi yang mencukupi menyebabkan keberadaan air terjun ini belum diketahui oleh para wisatawan lokal, nasional maupun internasional. Namun, karena belum tersentuh oleh banyaknya faktor manusia sehingga kealamian wisata alam ini dapat diperhitungkan untuk dapat melewatkan hari istirahat untuk berekreasi ke wisata air terjun ini.
Mari kita buktikan keindahan alamiahnya!!!

Indahnya Pantai Pasir Putih

Pantai Pasir Putih Situbondo, sesuai dengan namanya maka pantai ini terletak di Kabupaten situbondo Jatim. Sangatlah dikenal sebagai salah satu andalan wisata di kabupaten tersebut dan juga di provinsi jatim karena hamparan pasirnya yang putih bersih. Disamping itu pantai ini mempunyai morfologi yang bisa dibilang unik. Dengan topografinya yang melengkung menghadap ke laut dengan latar belakang hutan maka terpandang gugusan panorama yang sangat indah. Bilamana kita memandang ke arah utara, kita dapat melihat luasnya laut utara Jawa dengan garis putih di pinggir pantai, dan bila kita memandang di belakangnya, rimbunan hutan menyuguhkan kesejukan tersendiri bagi mata.
Pantai Pasir Putih Situbondo letaknya sangat strategis, yakni di pinggiran jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Bagi wisatawan yang ingin menuju ke Bali dengan perjalanan darat dari Surabaya, atau bagi yang menuju kearah Gunung Bromo dari Banyuwangi, biasanya menyempatkan diri untuk mampir beristirahat dan menyaksikan keindahan panorama yang disuguhkan dan juga menikmati eloknya matahari terbenam.

Keistimewaan Pantai Pasir Putih Situbondo

Kita dapat melakukan berbagai macam olahraga laut seperti berenang, menyelam, maupun berselancar di pantai pasir putih ini. Bilamana anda enggan berenang, anda bisa menaiki perahu untuk berlayar dan menikmati pemandangan bawah laut.
Para nelayan biasanya pada bulan Oktober mengadakan upacara Petik Laut, yaitu melarung makanan, jajanan, dan kepala lembu ke tengah laut sebagai upaya memohon berkah hasil laut dari Tuhan. Pada saat upacara, biasanya juga dipentaskan musik Gandrung, yakni musik tradisional yang populer di Banyuwangi dan daerah sekitarnya.

Lokasi pantai Pasir Putih Situbondo

Pantai ini berada di Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Akses menuju Pasir Putih Situbondo
Akses menuju pantai pasir putih ini sangatlah mudah karena posisinya di pinggir jalan utama Surabaya Banyuwangi dengan jarak kurang lebih 170an km dari Surabaya atau sekitar 4 jam perjalanan menggunakan bus umum dari terminal Bungurasih Surabaya. Sementara dari kota Situbondo, Pantai Pasir Putih berjarak kurang lebih 21an km atau memakan waktu tempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Situbondo.
Selamat menikmati keindahan pantai pasir putih situbondo.

Taman Nasional Baluran

Baca Selengkapnya
Taman Nasional Baluran merupakan kawasan Konservasi Sumberdaya Alam, yang berarti di dalam kawasan Taman Nasional Baluran terdapat pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana, untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Kawasan TN Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur dengan batas-batas wilayah sebelah utara Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Sungai Bajulmati, Desa Wonorejo dan sebelah barat Sungai Klokoran, Desa Sumberanyar.
Luas Wilayah 12.000 Ha, zona rimba seluas 5.537 ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha), zona pemanfaatan intensif dengan luas 800 Ha, zona pemanfaatan khusus dengan luas 5.780 Ha, dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha.
Sedangkan dari segi pengelolaan kawasan TN Baluran dibagi menjadi dua Seksi Pengelolaan Taman Nasional, yaitu: Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Bekol, meliputi Resort Bama, Lempuyang dan Perengan, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karangtekok meliputi Resort Watu Numpuk, Labuhan Merak dan Bitakol.
Tujuan pembangunan konservasi sumberdaya alam yaitu mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Taman Nasional Baluran memiliki potensi keanekaragaman hayati yang cukup tinggi baik flora, fauna maupun ekosistemnya, termasuk keindahan panorama alamnya. Ditinjau dari status kawasan.
Taman Nasional Baluran memiliki 3 fungsi utama yaitu (1) fungsi Perlindungan sistem penyangga kehidupan, (2) Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan (3) Pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam Hayati (SDAH) beserta ekosistemnya, yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, rekreasi dan pariwisata.
Maka dari itu tujuan pengelolaan kawasan Taman Nasional Baluran adalah melestarikan SDAH dan ekosistemnya agar dapat memenuhi fungsinya (3P) secara optimal. Sasaran utama pengelolaan Taman Nasional Baluran adalah SDAH, ekosistem dan kawasannya.
Tingginya potensi keanekaragaman hayati dan indahnya panorama alam Baluran, merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara untuk mengunjungi dan menikmatinya.
Taman Nasional Baluran sebagai salah satu kawasan konservasi yang didalamnya memiliki berbagai macam flora dan fauna dan ekosistem memiliki beragam manfaat baik manfaat bersifat tangible (dalam pemanfaatan skala terbatas) maupun manfaat yang bersifat intangible, berupa produk jasa lingkungan, seperti udara bersih dan pemandangan alam.
Kedua manfaat tersebut berada pada suaturuang dan waktu yang sama, sehingga diperlukan suatu bentuk kebijakan yang mampu mengatur pengalokasian sumberdaya dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Taman Nasional Baluran memiliki beberapa obyek dan daya tarik wisata alam yang cukup beragam, terdiri dari kombinasi berbagai bentang alam mulai dari ekosistem laut hingga pegunungan, savana, dan keanekaragaman jenis satwa dan tumbuhan.
Beberapa daerah di Taman Nasional Baluran yang sering dikunjungi wisatawan dan masyarakat untuk berbagai keperluan terutama yang dimanfaatkan sebagai daerah tujuan wisata antara lain: Gua Jepang, Curah Tangis, Sumur Tua, Evergreen Forest, Bekol, Bama, Manting, Dermaga, Kramat, Kajang, Balanan, Lempuyang, Talpat, Kacip, Bilik, Sejileh, Teluk Air Tawar, Batu Numpuk, Pandean, dan Candi Bang. Adapun wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Baluran meliputi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
Dari berbagai obyek wisata yang ada di Taman Nasional Baluran sebagian telah dikembangkan menjadi produk wisata, antara lain Gua Jepang, Curah Tangis, Visitor Centre, Candi Bang, Savana Semiang, Savana Bekol, Evergreen Forest Bekol, dan Pantai Bama.
Potensi Wisata
TN Baluran memiliki tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi karena keindahan alamnya, keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di dalamnya, serta kekhasan lanskap penyusunnya  yang tidak dimiliki oleh Taman Nasional lain. Objek-objek wisata tersebut sebagian telah dilakukan pengembangan diantaranya adalah Bekol, Bama, Goa Jepang dan Curah Tangis. Objek Wisata Alam yang ada di TN Baluran diantaranya:
  1. Camping Ground Wonorejo Lokasi perkemahan
  2. Curah Tangis Wonorejo Panjat tebing
  3. Gua Jepang Wonorejo Peningggalan Jepang, dahulu merupakan tempat perlindungan, menyimpan senjata dan makanan
  4. Sumur Tua Wonorejo Konon merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit
  5. Evergreen Forest Wonorejo Hutan hijau sepanjang tahun, pengamatan flora dan fauna, tersedia jalur interprtasi
  6. Bekol Wonorejo Fotografi, panorama alam dari menara pandang, atraksi satwa di savanna, tersedia jalur inter pretasi tersedia 3 buah pesanggrahan (26 orang)
  7. Bama Wonorejo Fotografi, hutan bakau, pengamatan flora dan fauna (termasuk beraneka jenis burung dan atarksi sekawanan kera yang memancing kepiting    dengan ekornya), berjemur di pantai, berenang, snorkelin g, menyelam, bersampan, pengamatan biota laut, menyusur pantai, menyaksikan matahari terbit, terdapat jalur interpretasi, ter sedia pesanggrahan kapasitas maksimal 28 orang
  8. Manting Wonorejo Sumber air tawar, konon berkhasiat sebagai obat awet muda
  9. Dermaga Wonorejo Memancing
  10. Kramat, Kajang, Balanan, Lempuyang Wonorejo Atraksi satwa di savanna
  11. Talpat Wonorejo Mata air, atraksi satwa di savanna
  12. Kacip Wonorejo Mata air di lereng gunung
  13. Gunung Baluran Wonorejo Sumberwaru Mendaki gunung
  14. Bilik/Sijile Sumberwaru Berenang, snorkeling, menyelam, bersampan, pengamatan biota laut, menyaksikan matahari terbit, fotografi
  15. Teluk Air Tawar Sumberwaru Sumber air tawar di tepi pantai, hutan pantai, fotografi
  16. Watu Numpuk Sumberwaru Panorama alam dari ketinggian, atraksi satwa, fotografi
  17. Pandean Wonorejo Pelabuhan nelayan, pencari nener
  18. Candi Bang Wonorejo Makam tua, panorama pantai, fotografi

Profil Kabupaten Situbondo

I.1. Letak Geografis
Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang letaknya berada di ujung timur Pulau Jawa bagian utara dengan posisi antara 7°35′ – 7°44′ Lintang Selatan dan 113°30′ - 114°42′ Bujur Timur.
Letak Kabupaten Situbondo di sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah selatan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo.
I.2. Potensi Wilayah
Luas Kabupaten Situbondo adalah 1.638,50 Km2 atau 163.850 Ha, bentuknya memanjang dari barat ke timur lebih kurang 140 Km. Pantai Utara umumnya berdataran rendah dan di sebelah selatan berdataran tingggi. Wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Banyuputih, dengan luas 481,67 Km2. Disebabkan oleh luasnya hutan jati di perbatasan antara Kecamatan Banyuputih dengan wilayah Banyuwangi Utara. Sedangkan wilayah kecamatan terkecil adalah Kecamatan Besuki yaitu 26,41 Km2. Dari 17 kecamatan yang ada, diantaranya terdiri dari 14 kecamatan yang memiliki pantai dan 4 kecamatan tidak memiliki pantai, yaitu Kecamatan Sumbermalang, Kecamatan Jatibanteng, Kecamatan Situbondo dan Kecamatan Panji.
Temperatur rata – rata di wilayah Situbondo berkisar 24,7° C – 27,9° C dengan rata–rata curah hujan antara 994 mm – 1.503 mm per tahunnya sehingga daerah ini menurut Klasifikasi Iklim Schmidt dan Fergusson tergolong daerah kering. Kabupaten Situbondo berada pada ketinggian antara 0 – 1.250 m di atas permukaan laut.
Produk Domestik Regional Bruto
Definisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah/wilayah tertentu dalam satu tahun. Nilai PDRB diperoleh dengan menghitung nilai tambah dari seluruh sector ekonomi, yaitu dengan mengalikan kuantum nilai produksi dengan harga dikurangi dengan biaya yang ikut serta dalam proses produksi (intermediate cost) (anonim, 2008).
Kontribusi penyumbang terhadap besarnya PDRB adalah sektor perdagangan, pertanian, industri pengolahan, jasa-jasa, angkutan, telekomunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, kontruksi, listrik, gas dan air bersih dan penggalian. Sektor pertanian tidak lagi sangat dominan dalam menyumbang besarnya PDRB. Pada tahun 2004 sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan sumbangan sebesar 33,84 % dari PDRB. Kontibutor kedua adalah sektor pertanian sebesar 31,95 %, kontribusi sektor pertanian sangat ditentukan oleh peranan sub-sektor pertanian seperti tanaman pangan, perkebunan dan perikanan laut yang menjadi potensi daerah
I.3. Potensi Sub Sektor Perkebunan
Sektor pertanian di Kabupaten Situbondo yang memberikan kontribusi terbesar diantaranya adalah produksi dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan laut, tambak, hatchery, peternakan dan kehutanan.
Tanaman perkebunan yang mampu memberikan kontribusi terhadap nilai tambah di sektor ini diantaranya komoditi kelapa, kopi, tebu, tembakau, kapuk, kapas, asam jawa, siwalan, cengkeh, jambu mente, pinang dan biji jarak.
Produksi kelapa pada tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2007 sebesar 4.730 ton atau turun 0,84% dari tahun sebelumnya. Kopi ose/kering juga turun sebesar 9,25 %. Sementara produksi tanaman tebu mengalami kenaikan dari 33.717 ton menjadi menjadi 53.872 ton atau naik sebesar 59,78 %. Tembakau juga mengalami kenaikan dari 1.217 ton menjadi 1.331 ton atau naik 9,37 %. Sedangkan produksi tanaman perkebunan lainnya seperti cengkeh, jambu mente, kapuk randu, siwalan, pinang, asam jawa, nilam, melinjo dan jarak perubahannya cukup bervariasi dan kontribusinya tidak terlalu besar terhadap nilai tambah sub sektor perkebunan.
Dari sub sektor perkebunan yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XI diantaranya produksi tebu mengalami kenaikan dari 8.486 ton menjadi 8.527 ton atau naik sebesar 0,48 %. sedangkan yang dikelola perusahaan swasta juga mengalami kenaikan dari 1.289 ton menjadi 1.297 ton atau naik sebesar 0,62 %. Sementara produksi kopi tahun 2007 turum 1,26 % dibanding tahun 2006. (Biro Pusat Statistik Kab. Situbondo, 2008).

Asal Mula Kabupaten Situbondo

Berdasarkan Legenda Pangeran Situbondo, nama Kabupaten Situbondo berasal dan nama Pangeran Situbondo atau Pangeran Aryo Gajah Situbondo, dimana sepengetahuan masyarakat Situbondo bahwa Pangeran Situbondo tidak pernah menampakkan hal tersebut dikarenakan keberadaannya di Kabupaten Situbondo kemungkinan sudah dalam keadaan meninggal dunia akibat kekalahan pertarungannya dengan Joko Jumput, sehingga hanya ditandai dengan ditemukannya sebuah ‘odheng’ (ikat kepala). ‘odheng’ Pangeran Situbondo yang ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan dan sekarang dijadikan Ibukota Kabupaten Situbondo.
Sedangkan menurut pemeo yang berkembang di masyarakat, arti kata SITUBONDO berasal dan kata: SITI = tanah dan BANDO = ikat , ha! tersebut dikaitkan dengan suatu keyakinan bahwa orang pendatang akan diikat untuk menetap di tanah Situbondo, kenyataan ini mendekati kebenaran banyak orang pendatang yang akhirnya menetap di Kabupaten Situbondo. Legenda Pangeran Situbondo Pengeran Situbondo atau Pengeran Aryo Gajah Situbondo besaral dan Madura, pada suatu ketika dia ingin meminang Putni Adipati Suroboyo yang terkenal cantik, maka datanglah Pangeran Situbondo ke Surabaya untuk melamar Putri Adipati Suroboyo, namun sayang keinginan Pangeran Situbondo sebenarnya ditolak oleh Adipati Suroboyo, akan tetapi penolakannya tidak secara terus-terang hanya diberi persyaratan untuk membabat hutan di sebelah Timur Surabaya, padahal persyaratan tersebut hanyalah suatu alasan yang maksudnya untuk mengulur-ulur waktu saja, sambil merencanakan siasat bagaimana caranya dapat menyingkirkan Pangeran Situbondo. Kesempatan Adipati Suroboyo menjalankan rencananya terbuka ketika keponakannya yang bernama Joko Taruno dari Kediri, karena rupanya Joko Taruno juga bermaksud menyunting putrinya dan Adipati Suroboyo tidak keberatan namun dengan syarat Joko Taruno harus mengalahkan Pangeran Situbondo terlebih dahulu.
Terdorong keinginannya untuk menyunting sang putri, maka berangkatlah Joko Taruno ke hutan untuk menantang Pangeran Situbondo, namun sayang Joko Taruno kalah dalam pertarungan tetapi kekalahannya tidak sampai terbunuh, sehingga Joko Taruno masih sempat mengadakan sayembara bahwa “barang siapa bisa mengalahkan Pangeran Situbondo akan mendapatkan hadiah separuh kekayaannya”. Mendengar sayembara tersebut datanglah Joko Jumput putra Mbok Rondo Prabankenco untuk mencoba maka ditantanglah Pangeran Situbondo oleh Joko Jumput, dan ternyata dalam pertarungan tersebut dimenangkan Joko Jumput, sedangkan Pangeran Situbondo tertendang jauh ke arah Timur hingga sampai di daerah Kabupaten Situbondo ditandai dengan ditemukannya sebuah ‘odheng’ (ikat kepala) Pangeran Situbondo, yang tepatnya ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Situbondo.
Selanjutnya kembali ke Surabaya dimana di hadapan Adipati Suroboyo kemenangan Joko Jumput atas Pangeran Situbondo diakui oleh Joko Taruno sebagai kemenangannya, narnun Adipati Suroboyo tidak begitu saja mempercayainya, maka untuk membuktikannya disuruhlah keduanya bertarung untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang sesungguhnya. Akhirnya pada saat pertarungan terjadi Joko Taruno tertimpa kutukan menjadi patung “Joko Dolog” akibat kebohongannya. Sejarah Kota Situbondo Sejarah Kabupaten Situbondo tidak terlepas dan sejarah Karesidenan Besuki, sehingga kita perlu mengkaji terlebih dahulu sejarah Karesidenan Besuki. Yang membabat Karesidenan Besuki pertama kali adalah Ki Pateh Abs (± th 1700) selanjutnya dipasrahkan kepada Tumenggung Joyo Lelono.
Karena pada saat itu juga Belanda sudah menguasai Pulau Jawa (± th 1743) terutama di daerah pesisir termasuk pula Karesidenan Besuki dan dengan segala tipu-dayanya, maka pada akhirnya Tumenggung Joyo Lebono tidak berdaya hingga Karesidenan Besuki dikuasai sepenuhnya oleh Belanda. Pada rnasanya (± th 1798) Pemerintahan Belanda pernah kekurangan keuangan untuk rnembiayai Pemerintahannya, sehingga Pulau Jawa pernah dikontrakkan kepada orang China, kemudian datanglah Raffles (± th 1811 - 1816) dan Inggris yang mengganti kekuasaan Belanda dan menebus Pulau Jawa, namun kekuasaan Inggris hanya bertahan beberapa tahun saja, selanjutnya Pulau Jawa dikuasai kembali o!eh Belanda, dan diangkatlah Raden Noto Kusumo putra dan Pangeran Sumenep Madura yang bergelar Raden Tumenggung Prawirodiningrat I (± th 1820) sebagai Residen Pertama Karesidenan Besuki.
Da!am masa Pemerintahannya banyak membantu pemerintahan Belanda dalam membangun Kabupaten Situbondo, antara-lain Pembangunan Dam Air Pintu Lima di Desa Kotakan Situbondo Setelah Raden Prawirodiningrat I meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah kaden Prawirodiningrat II (± th 1830). Dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II banyak menghasilkan karya yang cukup menonjol antara-lain berdirinya Pabrik Gula di Kabupaten Situbondo, dimulai dan PG. Demaas, PG. Wringinanorn, PG. Panji dan PG. Olean, maka atas jasanya tersebut Pemerintah Belanda memberikan hadiah berupa “Kalung Emas Bandul Singa”. Perlu diketahui pula pada masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II wilayahnya hingga Kabupaten Probolinggo, terbukti salah seorang putranya yang bernama Raden Suringrono menjadi Bupati Probolinggo.
Setelah Raden Prawirodiningrat II meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah Raden Prawirodiningrat III (± th 1840). Tetapi dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat III perkembangan Karesidenan Besuki kalah maju dibanding Kabupaten Situbondo, mungkin karena di Kabupaten Situbondo mempunyai beberapa pelabuhan yang cukup menunjang perkembangannya, yaitu antara-lain  Pelabuhan Panarukan, Kalbut dan Jangkar, sehingga pada akhimya pusat pemerintahan berpindah ke Kabupaten Situbondo dengan Raden Tumenggung Aryo Soeryo Dipoetro diangkat sebagai Bupati Pertama Kabupaten Situbondo, dan wilayah Karesidenan Besuki dibagi menjadi 2 yaitu: Besuki termasuk Suboh ke arah Barat hingga Banyuglugur ikut wilayah Kabupaten Bondowoso dan Miandingan ke arah Timur hingga Tapen ikut wilayah Kabupaten Situbondo, hal ini terbukti dan logat bicara orang Besuki yang mirip dengan logat Bondowoso dan logat bicara orang Prajekan mirip dengan logat Situbondo.
Perubahan Nama Kabupaten Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah “Kabupaten Panarukan” dengan Ibukota Situbondo, sehingga dahulu pada masa Pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th 1808 - 1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara Pulau Jawa dikenal dengan sehutan “Jalan Anyer - Panarukan” atau lebih dikenal lagi “Jalan Daendels”, kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan Ibukota Situbondo, berdasarkan Peratunan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah Perlu diketahui pula bahwa Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten namun masih menempati rumah pribadinya, baru pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900 - 1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Mohamad Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten sejak tahun 2002.



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants for single moms